Nama : Anis Lud Fiana
Nim : 1401016026
Pendidikan Seksual Pada Anak
Maraknya kasus kekerasan terhadap anak dibawah umur menyebabkan
kekhawatiran bagi orang tua. Pembahasan seks kerap dinilai tabu untuk
dibicarakan sebelum anak berusia dewasa. Padahal anak sejak ia dilahirkan
mempunyai hak reproduksi dan seksual. Dengan diskusi ringan antara orang tua
dan anak seputar mengenalkan bagian tubuh serta alat reproduksi justru akan
memperluas pemahaman dan menjadi dasar mereka untuk mengambil keputusan seputar
seksualitas di masa yang akan datang dan mencegah menjadi korban tindakan
pelecehan seksual.
Dalam berita Kompas, Dokter spesialis obstetri dan ginekologi Boyke
Dian Nugraha mengungkapkan berbagai alasan mengapa memberi pendidikan seks
sejak dini pada anak sangat penting. Boyke mengatakan, memberi pendidikan seks
sejak dini bisa melindungi anak dari pelecehan seksual.
Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak
di mana orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan
seksual. Pelecehan seksual bisa terjadi kepada siapa saja, baik dewasa maupun
anak-anak. Kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya dilakukan oleh orang
yang tidak kita kenal, melainkan dapat terjadi dari orang terdekat.
Banyak kasus yang ditemukan di tempat umum, seperti di jalan raya,
bahkan di dalam transportasi umum, parahnya ditemukan pula kasus tetangga
mencabuli anak tetangganya, kakek mencabuli cucunya, hingga kasus yang paling
miris adalah seorang ayah yang berani mencabuli anaknya. Hal ini disebabkan
oleh perilaku menyimpang dari pelaku dan diperparah dengan ketidakmampuan anak
melawan perlakuan mereka. Berdasarkan peristiwa tersebut, sangat penting bagi
orang tua untuk mengajarkan pendidikan seks kepada anak sejak anak masih
kecil.
Perlu di pahami oleh orang tua sebagai seseorang yang paling dekat
dengan anak untuk memperkenalkan pendidikan seksual sejak dini. Ada beberapa
pemahaman yang harus diketahui oleh anak meliputi :
1.
Tidak
diperkenankan menerima barang pemberian dari orang tidak dikenal, tanpa
sepengetahuan orang tua.
2.
Tidak
mengikuti ajakan orang tidak dikenal.
3.
Mengenalkan
bagian tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh orang lain, bahkan orang
terdekat sekalipun yaitu seluruh tubuh yang tertutupi pakain.
4.
Memberi
pemahaman untuk membedakan perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan.
5.
Jika
ada orang yang tidak dikenal memegang angota badan, ajarkan untuk berteriak
minta tolong dan bercerita kepada orang tua.
Pendidikan seks juga mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak
diinginkan, aborsi, pemerkosaan, hingga penularan penyakit seksual. Kurangnya
pengetahuan tentang seks bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan pada
usia dini. Akibatnya, bisa membuat anak melakukan aborsi tidak aman dan
berujung pada peningkatan risiko kematian ibu.
Selain kehamilan tidak diinginkan, anak yang menjadi korban
pelecehan seksual akan mengalami trauma dan pengalaman yang tidak menyenangkan bahkan
terjangkit IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV (Human Immunodeficiency
Virus) bahkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).
Pendidikan seksual kepada anak sebagai upaya pelecehan seksual,
perlu didapatan sejak anak dilahirkan dari orang tua. Dalam ranah pendidikan
formal pun, dari tingkat pendidikan dasar, anak sudah seharusnya mendapatkan
hak akan pendidikan reproduksi dan seksual dari seorang guru.
