TERAPI
GESTALT
Makalah
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Analisis Perubahan Tingkah Laku
Dosen
Pengampu : Drs. Tri Leksono, Ph, S.kom, M.Pd. Kons
Dibuat
Oleh:
Wafa
Amrullah (1401016024)
Anis
Lud Fiana (1401016026)
Nur
Sholihah (1401016028)
Imamul
Choiroh (1401016030)
FAKULTAS
DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I.
PENDAHULUAN
Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick S
(Fritz) Perls adalah bentuk terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa
individu-individu harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung
jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan. Karena bekerja terutama
diatas prinsip kesadaran, terapi gestalt berfokus pada apa dan baaimana tingkah
laku dan pengalaman disini dan sekarang dengan memadukan bagian-bagian
kepribadian yang terpeah dan tak diketahui.
Asumsi dasar teori gestalt adalah bahwa
individu-individu mampu menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara
efektif. Mereka membuat penafsiran-penafsiran sendiri, menciptakan
pertanyaan-pertanyaan sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Maka
disini akan dibahas tentang apa itu teori gestalt.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana
Riwayat Hidup Tokoh Terapi Gestalt ?
B.
Bagaimana Konsep
Utama Terapi Gestalt?
C.
Bagaimana Tehnik
Terapi Gestalt ?
D.
Bagaimana Proses
Terapeutik Serta Peran dan Fungsinya ?
III.
PEMBAHASAN
A. Riwayat
Hidup Tokoh Terapi Gestalt
Frederick S (Fritz) Perls (1893-1970)
merupakan pendiri dan pengembang terapi Gestalt. Beliau lahir di Berlin dari
keluarga kelas menengah kebawah Yahudi dia mengaku sebagai sumber dari banyak
dari sumber kesulitan dari orang tuanya. Meskipun dia dua kali tidak lulus dari
kelas 7 dan di keluarkan dari sekolah karena ada masalah dengan pihak penguasa
dan akhirnya bisa menyelesaikan pendidikannya
dengan mengantongi gelar M.D (Medical Doctor ) dengan spesialisasi
psikiatri. Pada tahun 1916 dia bergabung dengan Angkatan Darat Jerman dan
bertugas sebagai dokter pada perang dunia 1.
Seusai
perang, Perls bekerja di Goldstein Institute untuk perawatan Prajurit yang Cidera Otak di Frankrfurt.
Melalui asosiasi inilah dia melihat pentingnya manusia sebagai suatu kesatuan
dan bukan sebagai kumpulan dari bagian-bagian yang berfungsi terpisah-pisah.Ia
kemudianpindah ke Viena dan melalui latihan Psikoanalitiknya. Dia ada analisis
oleh Wilhelm Reich, seorang Psikanalis
yang merintis metode pemahaman diri dan perubahan kepribadian dengan
jalan menangani tubuh. Dia juga disupervisi oleh bebrapa tokoh kunci dari
gerakan psikoanalitik termasuk Karen Horney.
Pearl
melepaskan diri dari tradisi psikoanalitik sekitar waktu ia beremigrasi ke
Amerika Serikat pada tahun 1952. Ia kemudian mendirikan New York Institute for
Gestalt Terapi pada tahun 1952. Padaa akhirnya dia menetap di Big Sar,
California, dan memberikn lokakarya dan seminar di Esalen Institute,
menunjukkan dirinya sebagai innovator di bidang psikoterapi.Disini Pearls
menanamkan dampak pada rakyat, sebagian melalui kontak personal di kegiatan
lokakaryanya.
Secara pribadi Pearl adalah vital dan juga membingungkan.
Pada umumnya orang akan memberikan respon terhadapnya dngan rasa kagum atau
bersifat konfrontatif dan memandangnya sebagai orang yang memenuhi kebutuhan
pribadinya deengan jalan berlagak.
Secara berbeda-beda ia dipandang sebagai penuh pemahaman, cerdik, pandai,
provokatif, manipulative, bersikap permusuhan, banyak tuntutan dan pemberi
inspirasi. Sayangnya beberapa orang yang menghadiri lokakaryanya menjadi
pengikut dari sang “guru”. Kemudian pergi untuk menyebarluaskan ajarannya tentang
terapi Gestalt. Meskipun dalam salah satu bukunya Pearl menyebutkan
kepeduliannya terhadap mereka yang secara otomatis berfungsi sebagai terapis
Gestal dan menjadi promotor terjadinya ketidakaslian pendekatan itu, ternyata
menurut banyak orang dia hanya berbuat sedikit saja untuk menjatuhkan semangat
para penganut ajaran secara membabibuta ini.[1]
B. Konsep
Utama Terapi Gestalt
Pandangan
Gestalt tentang kodrat manusia, seperti yang telah kita lihat berakar dari
falsafah ekstensial dan fenomenologi. Pandangan ini menekankan konsep-konsep
seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab, kesatuan pribadi, dan
mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran.
Asumsi
dasar dari terapi gestalt adalah bahwa para individu dapat menangani sendiri
poblema hidup mereka secara efektif, terutama apabila mereka memanfaatkan
secara tuntas kesadaran mereka akan apa yang terjadi dalam diri dan sekitar
mereka. Oleh karena adanya problem-problem tertentu dalam perkembangan, orang
yang membentuk berbagai cara untuk menghindari problema itu dan oleh karenanya
dalam pertumbuhan pribadi mereka mengalami jalan buntu.
Bagi Perls,
tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”. Karena masa lalu telah pergi dan masa
depan belum terjadi,maka saat sekaranglah yang terpenting. Guna membantu klien
untk membuat kontak dengan saat sekarang, terapis lebih suka mengajukan
pertanyaan-pertanyaan ”apa” dan “bagaimana” ketimbang “mengapa”, karena
pertanyaan mengapa dapat mengarah pada pemikiran yang tak berkesudahan
tentang masa lampau yang hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat
sekarang.
Konsep dasar
pendekatan Gestalt adalah Kesadaran, dan sasaran utama Gestalt adalah
pencapaian kesadaran. Menurut buku kesadaran meliputi:
1. Kesadaran
akan efektif apabila didasarkan pada dan disemangati oleh kebutuhan yang ada
saat ini yang dirasakan oleh individu
2. Kesadaran
tidak komplit tanpa pengertian langsung tentang kenyataan suatu situasi dan
bagaimana seseorang berada di dalam situasi tersebut.
3. Kesadaran
itu selalu ada di sini-dan-saat ini. Kesadaran adalah hasil penginderaan, bukan
sesuatu yang mustahil terjadi.[2]
C. Tehnik
Terapi Gestalt
Mengenai tujuan terapi Gestalt, Ivey
et al (1987) mengatakan agar seseorang
lebih menyadari kehidupannya dan tanggung jawab terhadap arah kehidupannya.
Corel (1991) mengatakan mengenai tujuan Gestalt : untuk membantu pasien
mencapai penyadaran pada setiap saat pengalamannya. Untuk merangsang pasien
agar menerima tanggung jawabnya mengenai dukungan dari dunia dalamnya sendiri
yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dukungan dari dunia luar.
George dan Cristiani (1981) juga mengatakan hal ini mengenai tujuan terapi
Gestalt dan menambahkan tujuan lainnya yakni agar pasien bisa mencapai
intregasi dalam dirinya sebagai pribadi dengan kepribadian yang terintegrasi
secara keseluruhan.[3]
Terapi
Gestalt bisa dilakukan dengan beberapa tehnik sebagai berikut :
1.
Permainan dialog
Terapi gestalt menaruh pada perhatian
yang besar pada pemisahan dalam fungsi kepribadian. Yang paling utama adalah
pemisahan antara : “top dog” dan “underdog”. Tehnik kursi kosong adalah suatau
cara untuk mengajak klien agar mengeksternalisasi introyeksinya. Dalam tehnik
ini dua kursi diletakkan ditengah ruangan. Terapis meminta klien untuk bermain
peran.
2.
Berkeliling
(membuat lingkaran)
Dimana klien diminta untuk
berkeliling ke anggota-anggota kelompokknya dan berbicara atau melakukan
sesuatu dengan setiap anggota itu. Maksud tehnk ini adalah untuk menghadapi,
memberanikan, dan berexperimen dengan tingkah laku yang baru.
3.
Saya memikul
tanggung jawab
Dalam tahap ini, terapis meminta
untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian menambahkan pada pernyataan itu
kalimat “ dan saya bertanggung jawab untuk ini”.
4.
Saya memiliki
rahasia
Tehnik ini dimaksudkan untuk
mengekplorasi perasaan-perasaan berdosa dan malu. Terapis meminta pada klien
untuk berkhayal tentang suatu rahasia pribadi yang terjaga dengan baik.
5.
Bermain proyeksi
Dalam permainan ini terapis meminta
klien yang meangatakan “saya tidak bisa mempercayaimu” untuk memainkan peran
sebagai orang yang tidak bisa menaruh kepercayaan guna menyingkapkan sejauh
mana ketidakpercayaan itu menjadi konflik dalam dirinya.
6.
Pembalikan
Teori yang melandasi tehnik
pembalikan adalah teori bahwa klien terjun kedalam suatu yang ditakutinya
karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan dan menjalin hubungan dengan
bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Oleh karena itu tehnik
ini bisa membantu para klien untuk mulai menerima atribut-atribut pribadinya
yang telah dicoba diingkarinya.
7.
Ulangan
Banyak pemikiran yang merupakan
pengulangan. Dalam fantasi, kita mengulang-ulang peran yang kita anggap
masyarakat mengharapkan kita memainkannya. Ketika tiba saat menampilkannya,
biasanya kita mengalami demam panggung atau kecemasan yakni kita takut tidak
mampu memainkan peran kita itu dengan baik.
8.
Melebih-lebihkan
Permainan ini berhubungan dengan
konsep peningkatan kesadaran atas tanda-tanda dan isyarat halus yang dikirimkan
oleh seseorang melalui bahasa tubuh, gerakan, sikap badan, dan mimic muka.
Klien diminta untuk melebih-lebihkan gerakannya atau mimik wayahnya secara
berulang-ulang.
9.
Bisakah anda
tetap dengan perasaan ini?
Tehnik ini bisa digunakan pada klien
menunjukkan pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia
sangat ingin menghindarinya. Terapis mendesak klien untuk tetap dengan atau
menahan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
D. Proses
Terapeutik Serta Peran dan Fungsi
Pada
dasarnya terapi Gestalt pertemuan eksistensial antar orang, dan dari pertemuan
itu klien cenderung untuk bergerak kearah tertentu. Arah itu,a atau ssaran umum
dari proses Gestalt diberikan garis besarnya oleh Zinker (1978) sebagai
pertumbuhan lanjut dari pertemuan terapeutik murni, maka diharapkan klien akan:
a. Maju
kearah peningkatan kessadaran akan diri.
b. Secara
bertahap mangansumsikan kepemilikan pengalaman (sebagai lawan dari menjadikan
orang lain bertanggung jawab akan yang mereka pikirkan, rasakan, dan lakukan).
c. Mengembangkan
kemampuan dan memiliki nilaiyang akan membuat mereka berpuas diri dengan
kebutuhan mereka sendiri tanpa harus melanggar hak orang lain.
d. Menjadi
sadar akan seluruhn perasaannya.
e. Belajar
untuk menerima tanggung jawab akan apa yang mereka lakukan, termasukmenerima
konsekuensi akan semua tingkah laku mereka.
f. Beranjak
dari dukungan dari luar menuju dukungan internall yang makin meningkat.
g. Masih
juga mampu meminta danmendapatkan pertolongan dari oranglain serta memberikan
pertolongan kepada orang lain.
Bidikan
langsung dari proses gestalt diarahkan pada mendaptkan kesadaran. Tanpa kesadaran, klien tidak memiliki
kapasitas untuk bisa mengubah kepribadian .dengan kesadaran mereka memiliki
kapasitas untuk menghadapi dan menerima bagian keberadaan mereka yang mereka
ingkari dan berhubungan dengan pengalaman dan realitas.
Fungsi
penting dari terapi gestalt adalah menaruh perhatian pada bahasa tubuh si
klien. Bahasa non verbal klien memberi petunjuk bagi konselor suatu informasi
yang banyak, oleh karena mereka sering menghayati perasaan yang oleh klien
sendiri tidak disadari. Perls menulis bahwa postur tubuh klien, gerakannya,
isyarat tubuh,, suara keragu-raguan, dan sebagainya mengutarakan citera yang
sesungngguhnya. Dia memperingatkan bahwa bohong dan bahwa apabila terapis
berorientasi pada pada apa yang dikatakan ia tidak mendapatkan esensi orang
itu. Komunikasi yang riil adalah lebih dari apa yang diutarakan oleh kata-kata.
Selain
menaruh perhatian pada bahasa non verbal klien, konselor gestelt memberi
tekanan pada hubungan antara pola bahasa dan kepribadian. Pendekatan ini mengisyaratkan
bahwa pola bicara klien sering kali merupakan ungkapan perasaannya, pikirannya,
dan sikapnya. Pendekatan ini memfokuskan pada kebiasaan berbicara yang terbuka
sebgai sarana untuk meningkatkan kesadran klien akan diri mereka sendiri,
terutama dengan meminta kepadanya untuk mencatat apakah kata-kata mereka
kongruen dengan apa yang mereka alami atau malahan menjauhkan mereka dari emosi
mereka.
Fungsi
dari konselor Gestalt adalah secara halus berkonfrontasi dengan klien dengan
jlan intervensi-intervensi yang menolong mereka untuk menjadi sadar akan akibat
pola bahasa mereka. Dengan memfokuskan pada bahsa, klien bisa meningkatkan
kesadaran mereka akan apa yang dialami pada saat sekarang dan akan cara mereka
menghindari kontak dengan pengalaman disini dan sekarang.[4]
IV.
KESIMPULAN
Pandangan Gestalt tentang kodrat manusia, seperti
yang telah kita lihat berakar dari falsafah ekstensial dan fenomenologi.
Pandangan ini menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan
tanggung jawab, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat
kesadaran.
Terapi Gestalt bisa dilakukan dengan beberapa tehnik
sebagai berikut : Permainan dialog, Berkeliling (membuat lingkaran), Saya
memikul tanggung jawab, Saya memiliki rahasia, Bermain proyeksi, Pembalikan,
Ulangan, Melebih-lebihkan, Bisakah anda tetap dengan perasaan ini?.
Fungsi dari konselor Gestalt adalah secara halus
berkonfrontasi dengan klien dengan jlan intervensi-intervensi yang menolong
mereka untuk menjadi sadar akan akibat pola bahasa mereka. Dengan memfokuskan
pada bahsa, klien bisa meningkatkan kesadaran mereka akan apa yang dialami pada
saat sekarang dan akan cara mereka menghindari kontak dengan pengalaman disini
dan sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Corey,
Gerald, Teori dan Praktek dari
Konseling dan Psikoterapi, (California: Pacifi Grove :1990)
Gunary,
D , Konseling dan Psikoterapi (Amsterdam : 1992)
Subandy, M.A, Psikoterapi ( Yogyakarta : 2002)
[1]
Gerald, Corey, Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi,
(California: Pacifi Grove :1990), hlm 326
[2]M.A Subandy, Psikoterapi
( Yogyakarta : 2002), hlm 96
[3] D. Gunary, Konseling
dan Psikoterapi (Amsterdam : 1992), hlm 187-188
[4]
Gerald, Corey, Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi,
(California: Pacifi Grove :1990), halm 336-345
No comments:
Post a Comment