TUJUAN DAN FUNGSI KONSELING AGAMA
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bimbingan Konseling Agama
Dosen Pengampu : Maryatul Kibtiyah, M.Pd

Disusun oleh
Anis lud fiana (1401016026)
Wafa amrullah (1401016027)
Nur sholihah (1401016028)
Imamul choiroh (1401016030)
FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
I.
PENDAHULUAN
Bimbingan
dan konseling merupakan salah satu program pendidikan yang diarahkan kepada
usaha pembaharuan pendidikan nasional. Jika dilihat fungsi dan tujuan bimbingan
konseling secara mendalam, maka jelas urgensi bimbingan dan konseling sangat
besar bagi usaha pemantapan arah dalam berbagai bidang yang menyangkut ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Konseling agama bukanlah penyuluh agama
dalam artian penerangan agama seperti
yang dilakukan juru penerang agama atau pegawai departemen agama
(Islam). Penerangan agama lebih merupakan penyampaian informasi kepada umum,
sedangkan konseling agama merupakan pekerjaan yang sifatnya khusus berupa
pemberian bantuan psikologis. Maka dari itu dimakalah ini akan membahas tentang
tujuan dan fungsi bimbingan konseling agama.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana tujuan dari Bimbingan dan konseling Agama?
B.
Apa saja fungsi dari Bimbingan dan konseling Agama?
III.
PEMBAHASAN
A. Tujuan
konseling
agama
Tujuan yang ingin
dicapai melaui bimbingan dan konseling islam adalah agar fitrah yang
dikaruniakan Allah kepada individu bisa berkembang dan berfungsi dengan baik,
sehingga menjadi pribadi kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan
apa yang diimaninya dalam kehidupan sehari-hari, yang tampil dalam bentuk
kepatuhan terhadap hukum-hukum Allah dalam melaksanakan tugas ke khalifahan
dibumi, dan ketaatan dalam ibadah dengan mematuhi segala perintahnya dan
mejahui larangannya.
Beberapa rumusan tujuan konseling islam menurut beberapa ahli seperti berikut ini :
Munandir
berpendapat tujuan konseling Islam ialah membantu seseorang untuk mengambil keputusan
dan membantunya menyusun rencana guna melaksanakan keputusan itu. Dengan keputusan itu ia bertindak atau berbuat sesuatu yang kontradiktif sesuai dengan perilaku yang didasarkan atas ajaran
agama.
Dalam masalah konseling islam dibidang pekerjaan dan karir, Mohamad Surya memiliki tujuan:
a. Agar individu memiliki kemampuan intelektual (pengetahuan) yang diperlukan dalam pekerjaan dan karirnya.
b. Agar memiliki kemampuan dalam pemahaman, pengelolaan, pengendalian,
penghargaan dan pengarahan diri.
c. Agar memiliki
pengetahuan atau informasi tentang lingkungan.
d. Agar
mampu berinteraksi dengan orang lain.
e. Agar
mampu mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari.
f. Agar
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan kaidah-kaidah ajaran islam yang berkaitan dengan pekerjaan dan karir.
Berdasarkan pandangan
tentang unsur dan kedudukan manusia Badawi mengemukakan tujuan konseling islam yaitu:
a. Agar
manusia dapat berkembang secara serasi dan optimal unsur raga, rohani
serta jiwanya, berdasar ajaran islam.
b. Agar
unsur rohani serta jiwa individu berkembang serasi dan optimal: akal/ piker, kalbu
/rasa, dan nafsu
yang baik / karsa, berdasar atas ajaran islam.
c. Agar
berkembang secara serasi dan optimal unsur kedudukan individu dan sosial, berdasar atas ajaran islam.
d. Agar berkembang secara serasi dan optimal unsur manusia sebagai mahluk yang sekarang hidup didunia dan kelak akan hidup
di akhirat, berdasar atas ajaran Islam.
Dilihat dari masalah bimbingan dan penyuluhan
agama. M. Arifin melihatnya dari dua tujuan pokok, yaitu:
a. Membantu siterbimbing supaya memiliki religious reference
(sumber pegangan keagamaan) dalam pemecahan problem.
b. Membantu siterbimbing agar dengan kesadaran serta kemauan bersedia mengamalkan ajaran agamanya.
Sedangkan menurut Zulkifli Akbar mengemukakan bahwa Konseling
Islami bertujuan membantu individu memecahkan masalah kehidupan yang
dihadapinya atas dasar petunjuk ajaran islam agar ia dapat memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.[1]
Secara garis besar dan umum tujuan konseling islami itu:
“ membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar tercapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. ”Membantu manusia “mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya”
dimaksudkan membantu mewujudkan diri sesuai dengan hakikat manusia, untuk menjadi
manusia yang memiliki keselarasan perkembangan unsur-unsur dirinya dan pelaksanaan
fungsi atau kedudukannya sebagai mahluk Allah, mahluk social dan mahluk berbudaya.
Seperti dalam al-Quran Qs Al-Baqarahayat 30 dan Al-Ahzab 72:
“Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpah kan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."QS. Al
baqarah 30
“Sesungguhnya Kami
telah mengemukakan amanat [1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat
itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia
itu
amat
zalim
dan
amat
bodoh”
QS.alahzab 72[2]
Dalam dimensi intelektual, konseling islami
bermaksud membantu klien/konseli untuk meningkatkan daya intelektualnya dalam menerima
dan memahami masalah.
Karena manusia memiliki potensi yang
baik atas anugrah Allah,
sehingga ia harus beriktiar secara mandiri menyelesaikan masalahnya.
Seperti dalam
Al-quran QS.Al-Balad 10. Qs. Asy-Syam 8 dan at-tin 4:[3]
“Dan
Kami telah menunjukkan
kepadanya
dua
jalan”QS.
Al-Balad 10
“maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”Qs.Asy-Syam8
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” at-Tin 4
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .” at-Tin 4
Secara
garis besar dan umum tujuan konseling Islam dirumuskan “membantu individu
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar tercapai kebahagiaan dunia
dan akhirat”. Tujuan jangka pendek yang diharapkan bisa dicapai melalui
konseling model ini adalah terbinanya fitrah-iman individu hingga
membuahkan amalshaleh yang dilandasi dengan keyakinan yang benar bahwa :
1) Manusia
adalah mahluk ciptaan Allah yang harus selalu tunduk dan patuh pada segala aturan-Nya.
2) Selalu
ada kebaikan(hikmah)dibalik ketentuan(taqdir) Allah yang berlaku atas dirinya.
3) Manusia adalah hamba Allah, yang harus beribadah hanya kepada-Nya sepanjang hayat.
4) Ada
fitrah (iman) yang dikaruniakan Allah kepada setiap manusia, jika fitrah itu dipelihara
dengan baik akan menjamin kehidupannya didunia dan akhirat.
5) Esensi
iman bukan sekedar ucapan dengan mulut, tapi lebih dari itu adalah membenarkan dengan hati, dan mewujudkannya dalam amal perbuatan.
6) Hanya dengan melaksanakan syariat
agama secara
benar,
potensi yang dikaruniakan Allah kepadanya
bisa berkembang optimal dan selamat dalam kehidupan
di dunia dan akhirat.
7) Agar
individu bisa melaksanakan syariat Islam dengan
benar, maka ia harus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memahami dan mengamalkan kandungan kitab suci
al-Qur’an dan sunah rasul-Nya.[4]
B.
Fungsi bimbingan dan konseling islam
Dengan
memperhatikan tujuan umum dan khusus bimbingan dan konseling islam dapat
dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling islam itu sebagai berikut :
1.
Fungsi preventif, yakni membantu individu menjaga atau
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
2.
Fungsi kuratif atau korektif, yakni membantu individu
memecahkan masalah yang dihadapi atau dialami.
3.
Fungsi preservatif, yakni membantu individu menjaga
agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu
bertahan lama.
4.
Fungsi developmental atau pengembangan, yakni membantu
individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar
tetap baik atau manjadi lebih baik sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab
munculnya masalah baginya.[5]
IV.
KESIMPULAN
Tujuan yang ingin dicapai melaui
bimbingan dan konseling islam adalah agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada
individu bisa berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi
kaffah, dan secara bertahap mampu mengaktualisasikan apa yang diimaninya dalam
kehidupan sehari-hari, yang tampil dalam bentuk kepatuhan terhadap hukum-hukum
Allah dalam melaksanakan tugas ke khalifahan dibumi, dan ketaatan dalam ibadah
dengan mematuhi segala perintahnya dan mejahui larangannya.
Sedangkan fungsi dari bimbingan dan
konseling agama meliputi Fungsi
preventif, Fungsi
kuratif atau korektif, Fungsi preservatif,
Fungsi developmental atau
pengembangan.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah yang dapat kami paparkan. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini
masih membutuhkan penyempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran kami kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini
bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca dan pemakalah khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al quran digital
Akhyar,
Syaiful, Lubis, Konseling Islami, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007)
Anwar
Sutoyo, Bimbingn Dan Konseling Islam
(TeoridanPraktik), (Semarang: PustakaPelajar, 2013)
Ema Hidayat, Optimalisasi
BKI bagi PMKS (Semarang: 2013)
[1]SyaifulAkhyarLubis,
KonselingIslami, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007), hal 111-112
[2]
Al quran digital
[3]SyaifulAkhyarLubis,
KonselingIslami, (Yogyakarta: eLSAQ Press, 2007), hal 113-114
[4]
Anwar Sutoyo, Bimbingn Dan Konseling
Islam (TeoridanPraktik), (Semarang: PustakaPelajar, 2013) hal 207-208
[5]Ema Hidayat, Optimalisasi BKI
bagi PMKS (Semarang: 2013), hal 11-18
No comments:
Post a Comment