Tuesday, May 23, 2017

konseling dengan pendekatan strategi keluarga



Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga
(Strategig Family Counseling)
MAKALAH
                                                     Disusun untuk memenuhi tugas                                                    
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Keluarga
Dosen Pengampu : Hj. Mahmudah,S.Ag, M.Pd
Disusun oleh :
Nabila Banafsaj                       (131111075)
Nani Rahayu                           (131111087)
Anis Lud Fiana                       (1401016026)
Nina Mar’atu Sholihah            (1401016046)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016


I.                   PENDAHULUAN
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil didalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Faktor keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak, dimana keluarga memiliki peranan didalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak.
Didalam keluarga seringkali terjadi permasalahan yang muncul baik dari luar maupun dari dalam keluarga itu sendiri. Salah satu dari adanya masalah keluarga adalah anak. Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi masalah didalam sebuah keluarga. Kesalahan pendidikan dari kedua orang tua maupun faktor lingkungan anak yang kurang kondusif dapat mengakibatkan permasalahan didalam keluarga.
Pelayanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam keluarga. Dalam bimbingan keluarga mengupayakan pemberian bantuan kepada pra individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai keluarga yang bahagia. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Konseling Keluarga dengan pendekatan Strategi Keluarga.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian Konseling Pendekatan Strategi keluarga?
B.     Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga?
C.     Apa Saja Teknik dalam Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga?
D.    Apa Tujuan Pendekatan Konseling Keluarga?


III.             PEMBAHASAN
A.    Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga (Strategic Family Counseling)
Pendekatan konseling strategi menurut Jay Haley (Gladding, 1992) adalah campur tangan (intervention) strategi yang sasarannya pada bentuk keluarga, tradisi untuk setiap keluarga, dan terapi yang disusun untuk mengatasi masalah dalam keluarga. Jay Haley (Olson, 2007) juga mengatakan bahwa tingkat kebutuhan dalam keluarga akan membantu keluarga (anak) untuk berubah  sehingga keterlibatan orang tua menjadi sangat penting. Selain itu juga mengatakan pendekatan ini bertanggung jawab untuk lansung mempengaruhi orang.[1] Konselor dalam teknik ini menempatkan pada perilaku dan fokus pada proses daripada isi dari masalah ketidakberfungsian interaksi dalam keluarga. Melalui hal tersebut maka konselor berperan untuk membentuk serta menciptakan interaksi baru dalam keluarga dan akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Menurut  Robbin dan Szaapocznik (2000) terdapat 3 P dalam pendekatan strategi, yaitu sebagai berikut :
1.)    Practical. Pendekatan ini ditujukan untuk melihat keunikan dari karakteristik sebuah keluarga dalam mengimplementasikan pengaturan kemampuan, meningkatkan perubahan pada interakasi yang efektivitasnya maksimum, kecepatan, dan permanen dalam keluarga.
2.)    Problem focused, pendekatan ini ditujukan untuk membentuk interaksi yang secara langsung dapat memengaruhi perubahan pada bentuk interaksi yang lebih fokus dalam mengatasi masalah.
3.)    Planned, pendekatan ini ditujukan agar konselor memusatkan perhatian dalam merancang perubahan masalah interaksi menuju interaksi yang sehat serta intervensi yang bertujuan dan mengarah secara spesifik.[2]

B.     Tahapan Pelaksanaan Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga
Menurut Haley (1987, dalam Griffin dan Green, 1999) terdapat tahapan dalam  melaksanakan sesi dalam strategic family counseling, yaitu :
1.)    Social stage adalah kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain serta membuat anggota keluarga merasa nyaman. Pada tahap ini terdapat beberapa tujuan diantaranya adalah memberikan banyak informasi yang relevan, menemuan hal-hal yang terkait dengan anggota keluarga yang terlibat, dan membuat keputusan sementara.
2.)    Problem stage. Pada tahap ini konselor dapat memulai dengan sharing secara singkat tentang masalah apa yang sudah dan menggambarkan secara jelas tentang masalah yang dihadapi klien. Setelah itu mendorong klien untuk berbicara kepada konselor. Pada tahap ini konselor mendengarkan masalah dari persepektif klien, menawarkan saran, menanyakan tentang perasaan klien, dan tunjukkan ketertarikan pada klien.
3.)    Interaction stage. Setelah konselor mendeskripsikan masalah yang dihadapi pasangan, maka konselor langsung melakukan interaksi dengan pasangan tersebut dan mendemonstrasikan masalah yang sedang terjadi antara mereka berdua. Konselor menanyakan pada nggota keluarga agar mereka dapat saling berbicara satu sama lain. Terdapat dua langkah untuk menanyakan masalah, yaitu (1) mendorong seluruh anggota keluarga untuk dapat memberikan komentar pada permasalahan yang dihadapi, (2) mendorong agar terjadi interaksi diantara mereka terkait dnegan masalah.
4.)    Goal setting stage. Pada tahap ini konselor dapat memberikan tujuan yang jelas dari pelaksanaan konseling antara konselor dan klien, menjaga dan fokus pada masalah yang dihadapi saat ini, fokus pada peubahan yang terjadi pada individu terkait dengan masalah dan secara perlahan mencegah perilaku yang dapat memperpanjang masalah mereka, mencatat semua perilaku yang berkaitan dengan tujuan.
5.)    Task setting stage. Pada tahap ini konselor hendaknya memberikan arahan pada pelaksanaan konseling. Setiap individu secara langsung terlibat dalam pemebuhan kebutuhan pada proses konseling agar setiap individu memiliki pengalaman dan dapat digunakan pada sesi selanjutnya.
C.     Teknik dalam Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga
Teknik yang digunakan pada konseling ini diantaranya adalah latihan yang teratur, relaksasi, kualitas hubungan setiap anggota keluarga, meningkatkan religious, dan membangun keterampilan untuk membuat hidup dan berperilaku yang sehat. Selanjutnya terdapat pula teknik dalam strategic family counseling menurut Erikson dan Haley, diantaranya adalah :
1.      Reframing, mengubah persepsi pada gejala-gejala yang dapat membantu agar aturan dalam keluarga menjadi baik dan sehat, sehingga aturan tersebut dapat memberikan perubahan pada perilaku dan situasi dalam keluarga.
2.      Directive, instruksi yang diberikan oleh konselor keluarga agar keluarga dapat berperilaku yang berbeda. Intruksi tersebut dapat berupa pesan secara nonverbal, saran baik langsung maupun tidak langsung dan memberikan tugas.[3]
D.    Tujuan Pendekatan Konseling Keluarga
Menurut Glick dan Kessler (Goldenberg, 1983) mengemukakan tujuan umum konseling keluarga adalah untuk memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga, mengganti ganguan dan kondisi, memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditunjukkan kepada anggota lainnya.[4]
Sedangkan menurut konseling pendekatan strategi keluarga ini bertujuan untuk melakukan perubahan dan yang mengorganisasikan kembali bentuk keluarga melalui cara yang sehat dan seimbang. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan strategi yang baik agar perubahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhan  dari keluarga tersebut. Dalam mencapai tujuan diperlukan dukungan orang tua dan aplikasi dari setiap anggota keluarga. Agar dapat tercipta perubahan pada bentuk dan fungsi dalam keluarga maka diperlukan pengetahuan terhadap kemampuan berpikir, teori intimasi (attachment), mengatasi trauma pada emosi, kesadaran spiritual, dan kesehatan fisik.[5]

E.     SIMPULAN
Pendekatan konseling strategi menurut Jay Haley (Gladding, 1992) adalah campur tangan (intervention) strategi yang sasarannya pada bentuk keluarga, tradisi untuk setiap keluarga, dan terapi yang disusun untuk mengatasi masalah dalam keluarga.
Menurut Haley (1987, dalam Griffin dan Green, 1999) terdapat tahapan dalam  melaksanakan sesi dalam strategic family counseling, yaitu : Sosial Stage, problem Stage, Interaction Stage, Goal Setting Stage dan Task Setting Stage.adapun tehnik yang digunakan konseling ini menurut Erikson dan Haley yaitu Reframing dan Directive.
Tujuan konseling pendekatan strategi keluarga ini bertujuan untuk melakukan perubahan dan yang mengorganisasikan kembali bentuk keluarga melalui cara yang sehat dan seimbang. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan strategi yang baik agar perubahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhan  dari keluarga tersebut.


F.      PENUTUP
Demikian makalah yang kami susun tentang konseling dengan pendekatan strategi keluarga (Strategi Family Counseling), kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Kertamuda, Fatchiah E.Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009
Latipun, Psikologi Konseling,Malang: Umm Press, 2003
Wikiedia.com/terapi-trategi-keluarga



[1] Wikiedia.com/terapi-trategi-keluarga
[2] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.151
[3] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.151
[4] Latipun, Psikologi Konseling,Malang: Umm Press, 2003 hlm.141
[5] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.150


Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga
(Strategig Family Counseling)
MAKALAH
                                                     Disusun untuk memenuhi tugas                                                    
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling Keluarga
Dosen Pengampu : Hj. Mahmudah,S.Ag, M.Pd
Disusun oleh :
Nabila Banafsaj                       (131111075)
Nani Rahayu                           (131111087)
Anis Lud Fiana                       (1401016026)
Nina Mar’atu Sholihah            (1401016046)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016


I.                   PENDAHULUAN
Keluarga merupakan kesatuan yang terkecil didalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental. Faktor keluarga sangatlah penting karena merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak, dimana keluarga memiliki peranan didalam pertumbuhan dan perkembangan pribadi seorang anak.
Didalam keluarga seringkali terjadi permasalahan yang muncul baik dari luar maupun dari dalam keluarga itu sendiri. Salah satu dari adanya masalah keluarga adalah anak. Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi masalah didalam sebuah keluarga. Kesalahan pendidikan dari kedua orang tua maupun faktor lingkungan anak yang kurang kondusif dapat mengakibatkan permasalahan didalam keluarga.
Pelayanan bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam keluarga. Dalam bimbingan keluarga mengupayakan pemberian bantuan kepada pra individu sebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau berpartisipasi aktif dalam mencapai keluarga yang bahagia. Dalam makalah ini akan dibahas tentang Konseling Keluarga dengan pendekatan Strategi Keluarga.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa Pengertian Konseling Pendekatan Strategi keluarga?
B.     Bagaimana Tahapan Pelaksanaan Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga?
C.     Apa Saja Teknik dalam Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga?
D.    Apa Tujuan Pendekatan Konseling Keluarga?


III.             PEMBAHASAN
A.    Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga (Strategic Family Counseling)
Pendekatan konseling strategi menurut Jay Haley (Gladding, 1992) adalah campur tangan (intervention) strategi yang sasarannya pada bentuk keluarga, tradisi untuk setiap keluarga, dan terapi yang disusun untuk mengatasi masalah dalam keluarga. Jay Haley (Olson, 2007) juga mengatakan bahwa tingkat kebutuhan dalam keluarga akan membantu keluarga (anak) untuk berubah  sehingga keterlibatan orang tua menjadi sangat penting. Selain itu juga mengatakan pendekatan ini bertanggung jawab untuk lansung mempengaruhi orang.[1] Konselor dalam teknik ini menempatkan pada perilaku dan fokus pada proses daripada isi dari masalah ketidakberfungsian interaksi dalam keluarga. Melalui hal tersebut maka konselor berperan untuk membentuk serta menciptakan interaksi baru dalam keluarga dan akan menghasilkan sesuatu yang berbeda.
Menurut  Robbin dan Szaapocznik (2000) terdapat 3 P dalam pendekatan strategi, yaitu sebagai berikut :
1.)    Practical. Pendekatan ini ditujukan untuk melihat keunikan dari karakteristik sebuah keluarga dalam mengimplementasikan pengaturan kemampuan, meningkatkan perubahan pada interakasi yang efektivitasnya maksimum, kecepatan, dan permanen dalam keluarga.
2.)    Problem focused, pendekatan ini ditujukan untuk membentuk interaksi yang secara langsung dapat memengaruhi perubahan pada bentuk interaksi yang lebih fokus dalam mengatasi masalah.
3.)    Planned, pendekatan ini ditujukan agar konselor memusatkan perhatian dalam merancang perubahan masalah interaksi menuju interaksi yang sehat serta intervensi yang bertujuan dan mengarah secara spesifik.[2]

B.     Tahapan Pelaksanaan Konseling dengan Pendekatan Strategi Keluarga
Menurut Haley (1987, dalam Griffin dan Green, 1999) terdapat tahapan dalam  melaksanakan sesi dalam strategic family counseling, yaitu :
1.)    Social stage adalah kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain serta membuat anggota keluarga merasa nyaman. Pada tahap ini terdapat beberapa tujuan diantaranya adalah memberikan banyak informasi yang relevan, menemuan hal-hal yang terkait dengan anggota keluarga yang terlibat, dan membuat keputusan sementara.
2.)    Problem stage. Pada tahap ini konselor dapat memulai dengan sharing secara singkat tentang masalah apa yang sudah dan menggambarkan secara jelas tentang masalah yang dihadapi klien. Setelah itu mendorong klien untuk berbicara kepada konselor. Pada tahap ini konselor mendengarkan masalah dari persepektif klien, menawarkan saran, menanyakan tentang perasaan klien, dan tunjukkan ketertarikan pada klien.
3.)    Interaction stage. Setelah konselor mendeskripsikan masalah yang dihadapi pasangan, maka konselor langsung melakukan interaksi dengan pasangan tersebut dan mendemonstrasikan masalah yang sedang terjadi antara mereka berdua. Konselor menanyakan pada nggota keluarga agar mereka dapat saling berbicara satu sama lain. Terdapat dua langkah untuk menanyakan masalah, yaitu (1) mendorong seluruh anggota keluarga untuk dapat memberikan komentar pada permasalahan yang dihadapi, (2) mendorong agar terjadi interaksi diantara mereka terkait dnegan masalah.
4.)    Goal setting stage. Pada tahap ini konselor dapat memberikan tujuan yang jelas dari pelaksanaan konseling antara konselor dan klien, menjaga dan fokus pada masalah yang dihadapi saat ini, fokus pada peubahan yang terjadi pada individu terkait dengan masalah dan secara perlahan mencegah perilaku yang dapat memperpanjang masalah mereka, mencatat semua perilaku yang berkaitan dengan tujuan.
5.)    Task setting stage. Pada tahap ini konselor hendaknya memberikan arahan pada pelaksanaan konseling. Setiap individu secara langsung terlibat dalam pemebuhan kebutuhan pada proses konseling agar setiap individu memiliki pengalaman dan dapat digunakan pada sesi selanjutnya.
C.     Teknik dalam Konseling dengan pendekatan Strategi Keluarga
Teknik yang digunakan pada konseling ini diantaranya adalah latihan yang teratur, relaksasi, kualitas hubungan setiap anggota keluarga, meningkatkan religious, dan membangun keterampilan untuk membuat hidup dan berperilaku yang sehat. Selanjutnya terdapat pula teknik dalam strategic family counseling menurut Erikson dan Haley, diantaranya adalah :
1.      Reframing, mengubah persepsi pada gejala-gejala yang dapat membantu agar aturan dalam keluarga menjadi baik dan sehat, sehingga aturan tersebut dapat memberikan perubahan pada perilaku dan situasi dalam keluarga.
2.      Directive, instruksi yang diberikan oleh konselor keluarga agar keluarga dapat berperilaku yang berbeda. Intruksi tersebut dapat berupa pesan secara nonverbal, saran baik langsung maupun tidak langsung dan memberikan tugas.[3]
D.    Tujuan Pendekatan Konseling Keluarga
Menurut Glick dan Kessler (Goldenberg, 1983) mengemukakan tujuan umum konseling keluarga adalah untuk memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga, mengganti ganguan dan kondisi, memberi pelayanan sebagai model dan pendidik peran tertentu yang ditunjukkan kepada anggota lainnya.[4]
Sedangkan menurut konseling pendekatan strategi keluarga ini bertujuan untuk melakukan perubahan dan yang mengorganisasikan kembali bentuk keluarga melalui cara yang sehat dan seimbang. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan strategi yang baik agar perubahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhan  dari keluarga tersebut. Dalam mencapai tujuan diperlukan dukungan orang tua dan aplikasi dari setiap anggota keluarga. Agar dapat tercipta perubahan pada bentuk dan fungsi dalam keluarga maka diperlukan pengetahuan terhadap kemampuan berpikir, teori intimasi (attachment), mengatasi trauma pada emosi, kesadaran spiritual, dan kesehatan fisik.[5]

E.     SIMPULAN
Pendekatan konseling strategi menurut Jay Haley (Gladding, 1992) adalah campur tangan (intervention) strategi yang sasarannya pada bentuk keluarga, tradisi untuk setiap keluarga, dan terapi yang disusun untuk mengatasi masalah dalam keluarga.
Menurut Haley (1987, dalam Griffin dan Green, 1999) terdapat tahapan dalam  melaksanakan sesi dalam strategic family counseling, yaitu : Sosial Stage, problem Stage, Interaction Stage, Goal Setting Stage dan Task Setting Stage.adapun tehnik yang digunakan konseling ini menurut Erikson dan Haley yaitu Reframing dan Directive.
Tujuan konseling pendekatan strategi keluarga ini bertujuan untuk melakukan perubahan dan yang mengorganisasikan kembali bentuk keluarga melalui cara yang sehat dan seimbang. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan strategi yang baik agar perubahan yang terjadi sesuai dengan kebutuhan  dari keluarga tersebut.


F.      PENUTUP
Demikian makalah yang kami susun tentang konseling dengan pendekatan strategi keluarga (Strategi Family Counseling), kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Kertamuda, Fatchiah E.Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009
Latipun, Psikologi Konseling,Malang: Umm Press, 2003
Wikiedia.com/terapi-trategi-keluarga



[1] Wikiedia.com/terapi-trategi-keluarga
[2] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.151
[3] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.151
[4] Latipun, Psikologi Konseling,Malang: Umm Press, 2003 hlm.141
[5] Fatchiah E.Kertamuda,Konseling Pernikahan untuk Keluarga Indonesia, Jakarta: Salemba Humanika,2009 hlm.150

No comments:

Post a Comment